*Mata sepet abis ngeliat blog alay*
Huzzah. Ini saatnya curhat soal saya sendiri. Khusus hari ini, ngga ada cerita soal si sableng. Ngga ada cerita soal si blackbird.
>>>>
Akhirnya, setelah beberapa dekade saya absen menggambar (gara-gara demam Den O dan Decade yang berlanjut dengan Ozu), saya bisa juga ngegambar tadi siang!!! *Three cheers for me!!* Hahahaha... Betapa indahnya dunia ini... *lebay*. Tapi, ada satu masalah yang terus keulang dari zaman TK sampe SMA. Padahal, kata orang, keledai aja ngga akan jatuh ke lubang yang sama. Kenapa saya bisa lebih parah dari keledai ya? Jawabannya, karena saya bukan keledai *dibabuk massa*.
Kembali lagi ke masalah saya. Sejak TK, saya udah bener-bener kecantol sama yang namanya dunia komik. Berawal dari komik Sailormoon yang dibeliin babeh waktu sakit bertahun-tahun lalu. Entah komik itu memang punya kekuatan sakti mandraguna atau memang saya sebenernya ngga sakit, saya langsung sembuh hari itu juga. Besoknya, tangan langsung gatel pengen gambar. Saya langsung minta kertas gambar dan pensil. Komik pertama yang saya bikin judulnya Sailormoon Z karena saya tahu ada Sailormoon R. Konyol memang, tapi beberapa tahun kemudian saya sangat mengapresiasi usaha saya yang ngga ada hasilnya itu.
Lanjut ke zaman SD kelas satu. Bosan dengan bulan dan kawan-kawannya, saya beralih ke si bulat biru Doraemon. Lagi-lagi, saya berusaha membuat komik yang temanya mirip dengan si Doraemon itu. Rada cacad sih, tapi ya wajarlah, yang bikinnya juga masih kelas 1 SD, pikir saya. Nah, sejak itulah saya tenggelam dalam kesibukan tak berarti yang bernama komik.
Kata orang-orang yang ngga ngerti betapa mengasyikannya menggambar *gombal*, termasuk ibu saya, saya ini cuma orang aneh yang ngga bisa lepas dari kertas HVS dan pensil dan ngga bisa hidup tanpa dua benda tersebut di atas. Normalnya, orang kayak saya itu dibawa ke psikiater terdekat, kata mereka. Malahan, ibu saya pernah nyuruh saya berhenti ngegambar karena ngga ada gunanya, malah ngeganggu pelajaran sekolah. Langsung saya nangis seharian. Akibatnya, ngga ada lagi yang berani nyuruh saya berhenti nggambar. Tapi, beberapa tahun kemudian saya baru sadar kenapa saya disuruh berhenti nggambar. Setelah diteliti, komik saya ngga pernah ada yang selesai. Mampus dah. Kalo gini caranya sih, mimpi jadi komikus bisa melayang... Bukan cuma ngga selesai. Ada komik saya yang dibuat akhir dan awalnya doang, tengahnya bolong. Ada yang udah sampe tengah, entah karena mood lagi ngga ada atau emang pada dasarnya males, bagian akhirnya ngga ada. Makanya, belum lama ini saya lagi nyoba bikin komik yang dikerjain bareng temen-temen saya yang senasib di sekolah. Ada dua orang yang ikut terlibat juga *kayak crime scene aja nih..*. Lumayan juga, saya jadi bisa melihat setitik cahaya yang dapa mengantarkan saya ke surga.. eh salah... ke jalan menjadi komikus, biar cuma kerjaan sampingan juga...
>>>>
Tambahan cerita, beberapa hari lalu saya melakukan transaksi ilegal (baca: kirim-kirim lagu dan gambar orang ganteng) dengan teman saya. Intinya, transaksi itu berakibat fatal. Saya ketularan demam Korea. Seharian itu saya dan teman saya ngomongin Daesung, personil Bigbang. Gila, suaranya yang paling enak didenger kalo dibandingin sama personil yang lain. Mantap lah pokoknya. Sampe temen saya yang satu lagi jadi pusing dan akhirnya memilih untuk mengerjakan latihan matematika terkutuk. Pokoknya, yang namanya diferenSIAL, Ksp, dan lain-lain yang dibahas di kelas waktu itu ngga ada yang masuk sebiji pun. Rasanya lagu Tonight terngiang-ngiang terus di kuping. Dan, saya mencetak sejarah baru bagi saya sendiri, yaitu kali pertama saya benar-benar senang dengan lagu Korea.
Satu lagi, saya akhirnya menemukan lagi fungsi sekunder dari sekolah, yaitu tempat menghabiskan waktu luang. Sejak SMA, saya bener-bener bingung fungsi sekolah itu sebenernya apa, kok saya masuk kelas terus tapi otak tetep segitu-segitunya, ngga ada ilmu yang nambah. Rasanya kepala saya kalo dibelek dan diliat otaknya, bakal ada jamur dan karat tumbuh di otak saking lamanya ngga dipake. Lebay. Udah beberapa hari ini saya ikut bimbel. Dan, hasilnya memuaskan sekaligus mengejutkan. Pelajaran kimia yang tidak pernah saya sentuh saking bencinya, dalam sejam saya langsung ngerti luar dalem tentang bufer dan hidrolisis. Matematika yang langganan remed walaupun udah belaja sampe njungkir ngga balik lagi, dalam sehari langsung ngerti apa fungsi dari diferensial. Dari situ saya ambil kesimpulan, sekolah jaman sekarang ini cuma sebagai formalitas. Biar dapet ijazah doang. Makanya, sekolah harus berterima kasih sama murid-muridnya yang pinter. Karena mereka itulah yang bikin sekolah jadi eksis. Bukannya murid yang terima kasih ke sekolah, karena mereka jadi pinter bukan karena sekolah, tapi karena bimbel dan usaha mereka sendiri. Haah, rasanya saya udah ngga tahan, pengen cepet-cepet lulus dari SMA.
Saturday, May 14, 2011
Wednesday, May 4, 2011
Kalau Bulan Bisa Ngomong..
No!! Judul di atas bukan artinya saya jadi setengah waras (atau setengah gila, terserah mau yang mana) gara-gara saya berharap bulan beneran bisa ngomong. Ini soal si blackbird (lagi). Seperti biasa, saya mau tulis cerita tentang dia. Tapi, khusus hari ini saya pake sedikit trik biar ngga terlalu frontal (kalo ngga, saya bisa diseret ke Depdikbud). Tapi yah, ini juga mungkin bisa sedikit berguna buat orang-orang yang nyasar ke blog ini karena mau cari tahu contoh cara penggunaan kiasan dan peribahasa Indonesia.
>>>>
Di suatu tempat, suatu zaman, ada sebuah lembaga pendidikan yang merupakan tempat bernaung ratusan pelaku dunia pendidikan yang biasa disebut murid, guru, beserta antek-anteknya. Lembaga tersebut punya tujuan mulia, yaitu memajukan bangsa. Itu bagus, tapi yang jadi masalah adalah para makhluk yang bernaung di dalamnya. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, beberapa pihak di sana mencoba untuk mencari penghasilan lebih dengan 'membuka jasa' bantuan pertama dalam belajar, yang biasa disebut les privat. Entah ke mana peraturan yang menyebutkan bahwa hal tersebut dilarang karena merugikan. Itu baru salah satu contoh penyimpangan terang-terangan di lembaga ini.
Di hari lain, masih di tempat yang sama, ketidakwarasan kembali terjadi. Ada aturan yang menyebutkan bahwa semua orang di sana dilarang merokok. Hal tersebut berkali-kali ditegaskan oleh para 'petinggi' lembaga tersebut. Dan, yang terjadi justru para 'petinggi' itulah yang melanggar peraturan. Beberapa di antara mereka bahkan merokok di sembarang tempat. Pertanyaannya, siapa sebenarnya yang mengatur dan diatur di sana? Saya sendiri bingung mau jawab apa.
Para 'petinggi' lembaga ini juga sering melebih-lebihkan hal-hal yang bahkan sebenarnya tidak perlu jadi bahan perbincangan. Banyak kegiatan-kegiatan yang menyita waktu belajar. Dengan kualitas pengajar yang bisa dibilang kurang dari standar (bagi saya pribadi), lembaga ini masih berani juga menuntut prestasi lebih dari para peserta didik. Kalau boleh saya jujur, usaha pemerintah untuk membangun lembaga seperti ini di mana-mana dengan harapan dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas, benar-benar seperti menegakkan benang basah. Selama bangsa ini belum sepenuhnya ingin merubah diri sendiri, sampai akhir zamanpun negara ini tidak akan pernah jadi lebih baik dari sekarang. Apalagi, saat ini mencari generasi penerus yang berpotensi di antara jutaan orang bagai mencari jarum di antara tumpukan jerami.
Rasanya seluruh aspek kehidupan di negara ini sudah jadi ladang penghasil uang bagi beberapa pihak yang memang terkait di dalamnya. Coba pikir, aspek apa yang betul-betul belum dijadikan bisnis. Rasanya tidak ada. Sialnya, pendidikan merupakan salah satu aspek yang paling sering dijadikan lahan bisnis yang tidak transparan. Menurut perspektif saya sebagai seorang pelajar, beberapa tahun lagi jumlah orang yang tidak dapat menikmati pendidikan akan bertambah banyak, sebanding dengan bertambahnya orang yang menyalahgunakan niat dan tujuan mulia dari dunia pendidikan.
Seandainya bulan dapat berbicara, ia akan bersyukur sekali karena ia tidak ditinggali oleh makhluk bernama manusia. Apalagi manusia negeri ini. Selama bulan tidak dihuni manusia, ia akan terus berputar mengelilingi bumi dengan damai dan menjadi saksi bisu betapa konyolnya perbuatan manusia selama ini.
>>>>
Inti dari cerita ini, si Blackbird lagi stress. Jadi, wajar aja kalo bahasan yang ini ngga nyambung sama sekali. Yah, saya juga kan udah jarang banget update blog sampe jadi bulukan gini, ngga tau dah gimana bentuknya. Oh iya, baru aja kemaren Osama tewas. Banyak orang yang komentar, padahal ngga tau apa-apa (termasuk saya juga sih..). Komentar saya? Kalo bilang saya bersyukur, nanti diteror Taliban. Kalo bilang saya sedih karena saya penggemar berat beliau, semua orang tau kalo itu seratus persen wadul dan kesannya gombal. Jadi, saya ngga akan komentar banyak soal tewasnya Osama di tangan Amerika. Huzzah. Jadi ngelantur nih.
Omong-omong, ngga cuma blog yang bulukan, tapi saya juga (lha?). Udah lebih dari seminggu saya ngga menyentuh yang namanya pensil dan kertas gambar. Biasanya, sehari aja ngga ngegambar pasti langsung bulukan. Lebay. Tapi ya emang itu kenyataannya. Kalo aja ide bisa turun gitu aja dari langit, kapan aja di mana aja.. Saya ngga bakal 'membusuk' di rumah kayak gini ini deh.
>>>>
Di suatu tempat, suatu zaman, ada sebuah lembaga pendidikan yang merupakan tempat bernaung ratusan pelaku dunia pendidikan yang biasa disebut murid, guru, beserta antek-anteknya. Lembaga tersebut punya tujuan mulia, yaitu memajukan bangsa. Itu bagus, tapi yang jadi masalah adalah para makhluk yang bernaung di dalamnya. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, beberapa pihak di sana mencoba untuk mencari penghasilan lebih dengan 'membuka jasa' bantuan pertama dalam belajar, yang biasa disebut les privat. Entah ke mana peraturan yang menyebutkan bahwa hal tersebut dilarang karena merugikan. Itu baru salah satu contoh penyimpangan terang-terangan di lembaga ini.
Di hari lain, masih di tempat yang sama, ketidakwarasan kembali terjadi. Ada aturan yang menyebutkan bahwa semua orang di sana dilarang merokok. Hal tersebut berkali-kali ditegaskan oleh para 'petinggi' lembaga tersebut. Dan, yang terjadi justru para 'petinggi' itulah yang melanggar peraturan. Beberapa di antara mereka bahkan merokok di sembarang tempat. Pertanyaannya, siapa sebenarnya yang mengatur dan diatur di sana? Saya sendiri bingung mau jawab apa.
Para 'petinggi' lembaga ini juga sering melebih-lebihkan hal-hal yang bahkan sebenarnya tidak perlu jadi bahan perbincangan. Banyak kegiatan-kegiatan yang menyita waktu belajar. Dengan kualitas pengajar yang bisa dibilang kurang dari standar (bagi saya pribadi), lembaga ini masih berani juga menuntut prestasi lebih dari para peserta didik. Kalau boleh saya jujur, usaha pemerintah untuk membangun lembaga seperti ini di mana-mana dengan harapan dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas, benar-benar seperti menegakkan benang basah. Selama bangsa ini belum sepenuhnya ingin merubah diri sendiri, sampai akhir zamanpun negara ini tidak akan pernah jadi lebih baik dari sekarang. Apalagi, saat ini mencari generasi penerus yang berpotensi di antara jutaan orang bagai mencari jarum di antara tumpukan jerami.
Rasanya seluruh aspek kehidupan di negara ini sudah jadi ladang penghasil uang bagi beberapa pihak yang memang terkait di dalamnya. Coba pikir, aspek apa yang betul-betul belum dijadikan bisnis. Rasanya tidak ada. Sialnya, pendidikan merupakan salah satu aspek yang paling sering dijadikan lahan bisnis yang tidak transparan. Menurut perspektif saya sebagai seorang pelajar, beberapa tahun lagi jumlah orang yang tidak dapat menikmati pendidikan akan bertambah banyak, sebanding dengan bertambahnya orang yang menyalahgunakan niat dan tujuan mulia dari dunia pendidikan.
Seandainya bulan dapat berbicara, ia akan bersyukur sekali karena ia tidak ditinggali oleh makhluk bernama manusia. Apalagi manusia negeri ini. Selama bulan tidak dihuni manusia, ia akan terus berputar mengelilingi bumi dengan damai dan menjadi saksi bisu betapa konyolnya perbuatan manusia selama ini.
>>>>
Inti dari cerita ini, si Blackbird lagi stress. Jadi, wajar aja kalo bahasan yang ini ngga nyambung sama sekali. Yah, saya juga kan udah jarang banget update blog sampe jadi bulukan gini, ngga tau dah gimana bentuknya. Oh iya, baru aja kemaren Osama tewas. Banyak orang yang komentar, padahal ngga tau apa-apa (termasuk saya juga sih..). Komentar saya? Kalo bilang saya bersyukur, nanti diteror Taliban. Kalo bilang saya sedih karena saya penggemar berat beliau, semua orang tau kalo itu seratus persen wadul dan kesannya gombal. Jadi, saya ngga akan komentar banyak soal tewasnya Osama di tangan Amerika. Huzzah. Jadi ngelantur nih.
Omong-omong, ngga cuma blog yang bulukan, tapi saya juga (lha?). Udah lebih dari seminggu saya ngga menyentuh yang namanya pensil dan kertas gambar. Biasanya, sehari aja ngga ngegambar pasti langsung bulukan. Lebay. Tapi ya emang itu kenyataannya. Kalo aja ide bisa turun gitu aja dari langit, kapan aja di mana aja.. Saya ngga bakal 'membusuk' di rumah kayak gini ini deh.
Sunday, January 23, 2011
Is it New Year Already? Oh crap..
Well, ini posting pertama di taun 2011. Orang bilang, taun baru itu saatnya semangat baru, lembaran baru dalam hidup, ide-ide baru, dan bla-bla-bla baru lainnya. Oke deh, whatever. Saya mah ngikut doang. Yang pasti, di taun baru ini si blackbird udah beli buku harian baru, karena dia berprinsip kalau mau maju, jangan pernah melihat lagi ke peristiwa-peristiwa yang sudah lewat (singkatnya, jurnal yang lama hilang di suatu tempat dan si blackbird males nyari). Mumpung saya masih ingat peristiwa-peristiwa yang terjadi pada si blackbird mulai dari taun baru sampai sekarang, saya mau sedikit cerita-cerita tentang taun baru si blackbird.
>>>>>
1 Januari
Hari pertama di tahun 2011, dan si blackbird bangun pukul tujuh pagi. Rencananya, dia mau bangun sampe ganti taun. Tapi, karena ngga ada temen (orang-orang di Jawa Timur emang cepet ngantuk), daripada kesambet setan lewat pas lagi baca komik Ben 10 Alien Force sambil ketawa-ketawa ngga jelas, mendingan masuk kamar dan tidur. Akhirnya, dia terlelap tepat di saat terompet pergantian tahun berbunyi.
2 Januari
Sebenernya ngga ada yang terlalu spesial untuk diceritakan kembali kepada para pembaca.. (halah, bacot mei) Si blackbird masih menikmati masa liburan di Malang. Hari ini hari kedua di taun baru, jadi pas malem bakar jagung sisa taun baru da. goreng kentang pake bumbu yang tadinya mau dimakan pas taun baru. Mak nyuss..
Astaga, saya lupa kalo hari ini si blackbird datang ke acara mantenan di Surabaya. Dia ikut dandan di salon buat datang ke acara itu. Karena disuruh datang jam 7 di Surabaya, semua orang di rumah kalang kabut. Semua bangun jam 3 dinihari dan langsung melesat ke salon. Si blackbird dipakein kerudung, jadi tambah keliatan bulat. Setelah berbagai persiapan selesai, semua berangkat ke Surabaya. Sampai di sana jam 9 pagi. Yasudahlah, kan emang Malang-Surabaya itu jauh. Satu kata untuk menddeskripsikan Surabaya: PANAS.
3 Januari
Hari ini orang-orang udah pada selesai liburan, jadi mereka kembali ke rutinitas biasa. Sebagai makhluk pendatang yang lagi numpang di rumah orang, si blackbird merasa ngga enak sama orang-orang di sekitarnya. Gimana ngga, si blackbird ini kalo bangun udah paling siang, paling ngaggur, dan (sepertinya) amat sangat merepotkan sang tuan rumah. Tapi, si blackbird numpang di rumah ini dengan alasan tertentu: Belajar Masak dan Mengatur Diri Sendiri (kayaknya dia pulang dengan menyandang gelar 'Sarjana Ibu Rumah Tangga').
4 Januari
Si blackbird pergi ke pasaarrr... dung dung dung.. (eh.. itu mah doger monyet). Tiba-tiba aja si blackbird bangun pagi hari ini. Makanya, dia diajak ke pasar beli bahan-bahan makanan buat belajar masak. Sampe di pasar (orang-orang sana nyebutnya Pasar Besar), si blackbird kagum dengan tata letak pasar yang bener-bener terstruktur, tersusun rapi, dan NGGA ADA SAMPAH, APALAGI TANAH BECEK di pasar. Pasar Besar memang pasar paling besar dan paling lengkap di Malang. Tapi, biar besar dan rame (namanya juga pasar), tempatnya amat,sangat, super duper nyaman buat belanja. Ngga heran kalo toserba Yogya ngga laku di sana (bahkan ngga ada), soalnya harganya juga kalah bersaing. Kalo dibandingin sama di Bandung, rasanya bandung makin keliatan ngga beradab (pasarnya). Si blackbird pulang dengan berkantong-kantong sayuran dan bahan makanan lainnya. Ngga lupa sekilo jamur favoritnya.
Oh iya, hari ini si blackbird belajar bikin semacam kroket dan gado-gado.
5 Januari
Hari ini si blackbird ke pasar lagi. Di sana orang-orangnya seneng masak dan seneng makan. si blackbird jadi ikutan makan terus tiap hari. Akhirnya, bobot badan nambah dua kilo. Biarinlah, yang penting hepi.. Pas jam lima sore, si blackbird diajak jalan-jalan ke tempat rekreasi teranyar di Kota Batu, Batu Night Spectacular. Tempatnya ngga terlalu besar, tapi juga ngga terlalu kecil buat dijadiin arena rekreasi. Pokoknya segala pas deh. Udaranya juga ngga berubah sejak terakhir kali si blackbird ke Batu. Kalo soal pariwisata dan memanjakan wisatawan dengan fasilitas memadai, Bandung dan Lembang kalah jauh. Kalo diceritain semua, kayaknya kepanjangan, jadi disingkat aja ya: Si Blackbird merasa sangat senang dan puas di sini.
Hari ini si blackbird belajar bikin pie.
6 Januari
Hari ini si blackbird pulang. Dia dan keluarga dari Bandung pergi ke stasiun jan setengah empat sore. Kereta berangkat jam empat. Pas kereta udah berangkat, si blackbird senyum-senyum sendiri ngeliatin komik Naruto jilid 2 yang dikasih sama adik sepupunya di Malang. Pasalnya, anak itu rada nyebelin. Memang nyebelin malah. Tapi, sebenernya dia baik kok. Pas si blackbird mau pulang, si anak itu nangis ngga mau pisah. Anak yang manis (kalo dibandingin sama si adik mah).. Hahaha..
Di kereta, si blackbird tidur sampe puas mulai dari kereta masuk Madiun. Bangun-bangun, udah di stasiun Yogyakarta. Tengah malam. Dia tidur lagi, bangun-bangun di Tasik, besoknya.
7 Januari
Si blackbird nyampe di rumahnya jam 9 pagi. Setelah bercerita ini itu tentang liburan 10 hari di Malang tanpa orangtua, si blackbird masuk ke kamarnya (baca: sarang). Berantakan seperti biasa, dan itu menyenangkan hatinya.
10 Januari
Hari pertama berkelana lagi di dunia menyedihkan yang bernama Pendidikan Indonesia yang rumit, kompleks, dan penuh ketidakpastian. Baru juga masuk, udah dibentak-bentak pas upacara. Astaga, upacara kok diduluin, bukannya benerin kualitas belajar mengajar yang cukup bobrok itu. Si blackbird balik ke kelas setelah upacara. di kelas, dia buka tas dan di sana menyembul sebuah buku bersampul biru muda. Itu adalah buku rapor, yang dikeramatkan oleh seluruh instansi pendidikan negeri ini, buku yang amat menentukan masa depan para pelajar, buku yang bisa memotivasi atau menjatuhkan mental sang pemiliknya. BUKU PALING NGGA GUNA DI SEPANJANG SEJARAH PERBUKUAN MANAPUN. Rasanya ingin disobek-sobek, celupin ke H2SO4, terus dibakar habis. Abunya buang ke laut selatan. Pasalnya, si blackbird dapet nilai 68 untuk matematika. Dan itu hampir membuatnya membakar sekolah dengan menggunakan lup (tololnya...). Dia kesel setengah mampus karena harus remedial lagi, buat naikin DUA poin di rapor. Sinting. Tapi ya mau gimana lagi, dia udah terperangkap dunia akhirat dengan yang namanya Pendidikan Indonesia. Desperaaaaadoooo....
23 Januari
Si blackbird datang ke acara keluarga sama orangtua dan si adik. Seperti biasa, ada karaokean, makanan segunung, dan obrolan ala orang tua sepanjang acara. Tapi dia menikmati itu karena ada ikan-ikan di kolam yang bisa dimainin. Nah, pas pulang ke rumah, si blackbird mendadak pusing melihat buku pelajaran berserakan di atas tempat tidur. Barang-barang terkutuk itu harus disingkirkan!!!! pikirnya. Akhirnya buku-buku pelajaran itu ditaruh di kolong tempat tidur. Lalu, si blackbird membuka laptop dan mulai menulis...:
>>>>>
1 Januari
Hari pertama di tahun 2011, dan si blackbird bangun pukul tujuh pagi. Rencananya, dia mau bangun sampe ganti taun. Tapi, karena ngga ada temen (orang-orang di Jawa Timur emang cepet ngantuk), daripada kesambet setan lewat pas lagi baca komik Ben 10 Alien Force sambil ketawa-ketawa ngga jelas, mendingan masuk kamar dan tidur. Akhirnya, dia terlelap tepat di saat terompet pergantian tahun berbunyi.
2 Januari
Sebenernya ngga ada yang terlalu spesial untuk diceritakan kembali kepada para pembaca.. (halah, bacot mei) Si blackbird masih menikmati masa liburan di Malang. Hari ini hari kedua di taun baru, jadi pas malem bakar jagung sisa taun baru da. goreng kentang pake bumbu yang tadinya mau dimakan pas taun baru. Mak nyuss..
Astaga, saya lupa kalo hari ini si blackbird datang ke acara mantenan di Surabaya. Dia ikut dandan di salon buat datang ke acara itu. Karena disuruh datang jam 7 di Surabaya, semua orang di rumah kalang kabut. Semua bangun jam 3 dinihari dan langsung melesat ke salon. Si blackbird dipakein kerudung, jadi tambah keliatan bulat. Setelah berbagai persiapan selesai, semua berangkat ke Surabaya. Sampai di sana jam 9 pagi. Yasudahlah, kan emang Malang-Surabaya itu jauh. Satu kata untuk menddeskripsikan Surabaya: PANAS.
3 Januari
Hari ini orang-orang udah pada selesai liburan, jadi mereka kembali ke rutinitas biasa. Sebagai makhluk pendatang yang lagi numpang di rumah orang, si blackbird merasa ngga enak sama orang-orang di sekitarnya. Gimana ngga, si blackbird ini kalo bangun udah paling siang, paling ngaggur, dan (sepertinya) amat sangat merepotkan sang tuan rumah. Tapi, si blackbird numpang di rumah ini dengan alasan tertentu: Belajar Masak dan Mengatur Diri Sendiri (kayaknya dia pulang dengan menyandang gelar 'Sarjana Ibu Rumah Tangga').
4 Januari
Si blackbird pergi ke pasaarrr... dung dung dung.. (eh.. itu mah doger monyet). Tiba-tiba aja si blackbird bangun pagi hari ini. Makanya, dia diajak ke pasar beli bahan-bahan makanan buat belajar masak. Sampe di pasar (orang-orang sana nyebutnya Pasar Besar), si blackbird kagum dengan tata letak pasar yang bener-bener terstruktur, tersusun rapi, dan NGGA ADA SAMPAH, APALAGI TANAH BECEK di pasar. Pasar Besar memang pasar paling besar dan paling lengkap di Malang. Tapi, biar besar dan rame (namanya juga pasar), tempatnya amat,sangat, super duper nyaman buat belanja. Ngga heran kalo toserba Yogya ngga laku di sana (bahkan ngga ada), soalnya harganya juga kalah bersaing. Kalo dibandingin sama di Bandung, rasanya bandung makin keliatan ngga beradab (pasarnya). Si blackbird pulang dengan berkantong-kantong sayuran dan bahan makanan lainnya. Ngga lupa sekilo jamur favoritnya.
Oh iya, hari ini si blackbird belajar bikin semacam kroket dan gado-gado.
5 Januari
Hari ini si blackbird ke pasar lagi. Di sana orang-orangnya seneng masak dan seneng makan. si blackbird jadi ikutan makan terus tiap hari. Akhirnya, bobot badan nambah dua kilo. Biarinlah, yang penting hepi.. Pas jam lima sore, si blackbird diajak jalan-jalan ke tempat rekreasi teranyar di Kota Batu, Batu Night Spectacular. Tempatnya ngga terlalu besar, tapi juga ngga terlalu kecil buat dijadiin arena rekreasi. Pokoknya segala pas deh. Udaranya juga ngga berubah sejak terakhir kali si blackbird ke Batu. Kalo soal pariwisata dan memanjakan wisatawan dengan fasilitas memadai, Bandung dan Lembang kalah jauh. Kalo diceritain semua, kayaknya kepanjangan, jadi disingkat aja ya: Si Blackbird merasa sangat senang dan puas di sini.
Hari ini si blackbird belajar bikin pie.
6 Januari
Hari ini si blackbird pulang. Dia dan keluarga dari Bandung pergi ke stasiun jan setengah empat sore. Kereta berangkat jam empat. Pas kereta udah berangkat, si blackbird senyum-senyum sendiri ngeliatin komik Naruto jilid 2 yang dikasih sama adik sepupunya di Malang. Pasalnya, anak itu rada nyebelin. Memang nyebelin malah. Tapi, sebenernya dia baik kok. Pas si blackbird mau pulang, si anak itu nangis ngga mau pisah. Anak yang manis (kalo dibandingin sama si adik mah).. Hahaha..
Di kereta, si blackbird tidur sampe puas mulai dari kereta masuk Madiun. Bangun-bangun, udah di stasiun Yogyakarta. Tengah malam. Dia tidur lagi, bangun-bangun di Tasik, besoknya.
7 Januari
Si blackbird nyampe di rumahnya jam 9 pagi. Setelah bercerita ini itu tentang liburan 10 hari di Malang tanpa orangtua, si blackbird masuk ke kamarnya (baca: sarang). Berantakan seperti biasa, dan itu menyenangkan hatinya.
10 Januari
Hari pertama berkelana lagi di dunia menyedihkan yang bernama Pendidikan Indonesia yang rumit, kompleks, dan penuh ketidakpastian. Baru juga masuk, udah dibentak-bentak pas upacara. Astaga, upacara kok diduluin, bukannya benerin kualitas belajar mengajar yang cukup bobrok itu. Si blackbird balik ke kelas setelah upacara. di kelas, dia buka tas dan di sana menyembul sebuah buku bersampul biru muda. Itu adalah buku rapor, yang dikeramatkan oleh seluruh instansi pendidikan negeri ini, buku yang amat menentukan masa depan para pelajar, buku yang bisa memotivasi atau menjatuhkan mental sang pemiliknya. BUKU PALING NGGA GUNA DI SEPANJANG SEJARAH PERBUKUAN MANAPUN. Rasanya ingin disobek-sobek, celupin ke H2SO4, terus dibakar habis. Abunya buang ke laut selatan. Pasalnya, si blackbird dapet nilai 68 untuk matematika. Dan itu hampir membuatnya membakar sekolah dengan menggunakan lup (tololnya...). Dia kesel setengah mampus karena harus remedial lagi, buat naikin DUA poin di rapor. Sinting. Tapi ya mau gimana lagi, dia udah terperangkap dunia akhirat dengan yang namanya Pendidikan Indonesia. Desperaaaaadoooo....
23 Januari
Si blackbird datang ke acara keluarga sama orangtua dan si adik. Seperti biasa, ada karaokean, makanan segunung, dan obrolan ala orang tua sepanjang acara. Tapi dia menikmati itu karena ada ikan-ikan di kolam yang bisa dimainin. Nah, pas pulang ke rumah, si blackbird mendadak pusing melihat buku pelajaran berserakan di atas tempat tidur. Barang-barang terkutuk itu harus disingkirkan!!!! pikirnya. Akhirnya buku-buku pelajaran itu ditaruh di kolong tempat tidur. Lalu, si blackbird membuka laptop dan mulai menulis...:
TUGAS BIOLOGI:
Kandungan Gizi Dalam Makanan
>>>>
Yah, itulah sedikit cerita tentang si blackbird. Saya amat sangat mengerti perasaannya terhadap buku-buku pelajaran, karena memang itu hal yang dapat terjadi pada siapa saja. Nah, karena saya udah ngantuk, posting hari ini cukup sekian.. Lain kali dilanjutin lagi, kalo ada kabar baru tentang si blackbird. Sekarang, (sebelum saya ketiduran di sini) saya minta doa dari para pembaca biar si blackbird jadi makhluk yang agak lebih waras dibanding sekarang.
>>>>
*Listening to: Taio Cruz ft. Ludacris - Break Your Heart*
*Eating: Pisang bakar pake meses*
*Quotes of the day: desperaaadooooo*
Friday, November 26, 2010
Defisit
Sekarang udah bulan November, bentar lagi Desember. Ngga kerasa udah mau taun baru lagi.. Padahal belum beli petasan buat akhir taun ntar. Hahahaha.. Anak baik, jangan tiru ya... Nah, sekarang saatnya mendengar kabar blackbird yang sedang dalam perjalanan entah ke mana.
>>>>>
Bulan ini jadi bulan yang berat buat saya, jujur deh. Lagi defisit dalam tahap yang parah, mulai dari segi ekonomi sampe harga diri. Susah kalo dijelasin satu-satu, mending langsung aja ke intinya ya. Gini ceritanya.. Hari ini hari Sabtu yang cerah. Hari yang tenang dan damai. Makanya, ide buat ngegambar keluar gitu aja dengan lancar, tanpa harus digelontor oli seliter seperti biasanya. Rencananya, hari ini mau nongkrong di toko buku nanti siang, numpang baca sama beli komik kalo ada yang baru. Namanya juga rencana, harus disiapkan dengan matang kalo mau berhasil. Waktu buka dompet tempat nyimpen duit buat keadaan darurat setingkat perang dunia ketiga, tiba-tiba suasana di sekeliling berubah jadi mendung, kayak mau ada badai dahsyat. Duit di dompet itu hampir ludes ngga bersisa. Cengo deh. Ngga tau harus bilang apa. Susah-susah nabung, akhirnya habis juga gara-gara suatu kegiatan yang bener-bener buang waktu, kegiatan yang pasti semua anak di sekolah saya tau. Mau gimana lagi, melayang sudah duitnya.
Nah sekarang masalah lagi. Awal Desember itu bakal ada ulangan umum, hadiah tahun baru yang sangat amat manis dari sekolah. Ada beberapa ulangan yang harus diremedial, soalnya nilainya udah jelek ngga kira-kira deh. Tapi gurunya bilang ngga usah. Alasannya, gurunya males, nanti juga nilainya jelek lagi. Padahal, udah ada aturan, hitam di atas putih, kalo nilainya jelek, murid punya hak minta remedial. Rasanya pengen dicincang aja itu guru.
>>>>>
Bulan ini jadi bulan yang berat buat saya, jujur deh. Lagi defisit dalam tahap yang parah, mulai dari segi ekonomi sampe harga diri. Susah kalo dijelasin satu-satu, mending langsung aja ke intinya ya. Gini ceritanya.. Hari ini hari Sabtu yang cerah. Hari yang tenang dan damai. Makanya, ide buat ngegambar keluar gitu aja dengan lancar, tanpa harus digelontor oli seliter seperti biasanya. Rencananya, hari ini mau nongkrong di toko buku nanti siang, numpang baca sama beli komik kalo ada yang baru. Namanya juga rencana, harus disiapkan dengan matang kalo mau berhasil. Waktu buka dompet tempat nyimpen duit buat keadaan darurat setingkat perang dunia ketiga, tiba-tiba suasana di sekeliling berubah jadi mendung, kayak mau ada badai dahsyat. Duit di dompet itu hampir ludes ngga bersisa. Cengo deh. Ngga tau harus bilang apa. Susah-susah nabung, akhirnya habis juga gara-gara suatu kegiatan yang bener-bener buang waktu, kegiatan yang pasti semua anak di sekolah saya tau. Mau gimana lagi, melayang sudah duitnya.
Nah sekarang masalah lagi. Awal Desember itu bakal ada ulangan umum, hadiah tahun baru yang sangat amat manis dari sekolah. Ada beberapa ulangan yang harus diremedial, soalnya nilainya udah jelek ngga kira-kira deh. Tapi gurunya bilang ngga usah. Alasannya, gurunya males, nanti juga nilainya jelek lagi. Padahal, udah ada aturan, hitam di atas putih, kalo nilainya jelek, murid punya hak minta remedial. Rasanya pengen dicincang aja itu guru.
Thursday, October 7, 2010
Mendadak Babu
Si Blackbird nabrak pohon cabe, terus ngga bangun-bangun sejak posting terakhir sampe sekarang (lebay). Makanya, baru bisa nulis hari ini...
>>>>
Tiga hari yang lalu, Senin tepatnya, saya bikin surat resmi. Pas mau ditandatangan, ternyata formatnya salah. Saya benerin sesuai yang dikasih tau sama Mrs. A. Udah gitu, pas diliatin lagi ke A, ternyata isinya juga salah. Bleh. Bikin lagi deh yang baru. Nah, udah bikin yang baru, ternyata kurang spasi. Hih. Bikin lagi deh. Nah udah bener sekarang, tinggal nomer suratnya. Pas udah dikasih, ternyata gelar Mr. B salah. NOOOO.. Bikin lagi... Nah, waktu mau diserahin ke yang berwenang untuk menandatangani (weeiss..), eh, orangnya udah cabut beberapa menit yang lalu. Geblek. Berkuranglah satu hari buat persiapan...
Besoknya, saya langsung nyari Mr. B biar langsung selesai masalahnya. Ternyata, belum datang orangnya. Dengan sabar, kami tunggu kemunculan beliau sampe kering di kelas. Akhirnya, karena ngga tahan, saya, sama teman saya, berinisiatif nyari si Mr. B. Belum juga datang katanya. Gila. Ya udah, yang ada aja deh. Kata Mr. C, kalo ngga ada tanda tangan Mr. B juga ngga apa-apa, asal ada tanda tangan Mr. D. Sekarang, minta cap sekolah. Pas udah dicap, selang dua detik kemudian, Mr. C bilang, harusnya dikopi dulu, baru dikasih cap. Halah. Print lagi yang baru, dikopi, terus dicap. Abis itu, tinggal dibagiin deh.. Rasanya beban berkurang.. Ternyata ngga. Belum selese masalahnya. Kalo mau keluar pas jam pelajaran, harus pake surat dispensasi. Saya ajuin ke bagian tata usaha. Diketik sama Mrs. E. Aduh, itu yang namanya ngetik, lamanya seabad. Udah selese ngetik, datanya dipindahin ke flashdisk, diprint di komputer lain, soalnya printer yang itu rusak. Ada masalah dalam printing, yaitu salah halaman. Ugh. Lama lagi.. Masalah baru datang. Mr. X yang harus tanda tangan surat dispensasi, ngga ada di tempat. Setelah keliling sekolah berkali-kali, ketemu juga akhirnya, di ruangan yang sama dengan ruang tempat saya bikin surat dispen ini setengah jam yang lalu. Ingin nangis rasanya. Akhirnya, biarpun ngga gitu guna, surat dispen itu jadi dan tinggal diserahin ke guru yang lagi ngajar di kelas masing-masing. Hari itu berakhir seiring dengan bencana besar yang terjadi pada saya, ketiduran sampe ngga bikin pr matematika.
Besoknya lagi, bencana datang waktu saya lagi ujian susulan di tempat les. Ada telepon masuk ke hp saya. Katanya dari bank, tapi saya ngga konsen ke omongan si mbak yang nelepon saya. Ya iya lah, wong lagi ujian, dan waktunya udah mepet. Katanya, bank mau ngasih sumbangan. Nah, saya disuruh bawa macem-macem, kayaknya sih surat-suratan gitu deh, tapi ngga ngerti. Akhirnya, pembicaraan selesai, dan saya ngga nangkep satu hal pun dari pembicaraan tadi. Mampus dah.
Nah sampai deh ke hari Kamis. Tadi saya bertandang ke bank yang (sepertinya) dimaksud si mbak yang kemaren nelepon saya. Yah, sebelumnya, lagi-lagi harus ngurusin surat-suratan yang ribet minta ampun sama sekolah. Pas balik lagi ke sekolah, pikiran saya udah nge blank, ngga tau mau ngapain, sampe pulang ke rumah. Jujur deh, saya pengennya segala urusan yang kayak gini cepet selesai, biar bisa gambar dengan tenang. Udah kapok, ngga akan ikutan yang beginian lagi ah. Kecuali kalo dibayar (*plak).
>>>>
>>>>
Tiga hari yang lalu, Senin tepatnya, saya bikin surat resmi. Pas mau ditandatangan, ternyata formatnya salah. Saya benerin sesuai yang dikasih tau sama Mrs. A. Udah gitu, pas diliatin lagi ke A, ternyata isinya juga salah. Bleh. Bikin lagi deh yang baru. Nah, udah bikin yang baru, ternyata kurang spasi. Hih. Bikin lagi deh. Nah udah bener sekarang, tinggal nomer suratnya. Pas udah dikasih, ternyata gelar Mr. B salah. NOOOO.. Bikin lagi... Nah, waktu mau diserahin ke yang berwenang untuk menandatangani (weeiss..), eh, orangnya udah cabut beberapa menit yang lalu. Geblek. Berkuranglah satu hari buat persiapan...
Besoknya, saya langsung nyari Mr. B biar langsung selesai masalahnya. Ternyata, belum datang orangnya. Dengan sabar, kami tunggu kemunculan beliau sampe kering di kelas. Akhirnya, karena ngga tahan, saya, sama teman saya, berinisiatif nyari si Mr. B. Belum juga datang katanya. Gila. Ya udah, yang ada aja deh. Kata Mr. C, kalo ngga ada tanda tangan Mr. B juga ngga apa-apa, asal ada tanda tangan Mr. D. Sekarang, minta cap sekolah. Pas udah dicap, selang dua detik kemudian, Mr. C bilang, harusnya dikopi dulu, baru dikasih cap. Halah. Print lagi yang baru, dikopi, terus dicap. Abis itu, tinggal dibagiin deh.. Rasanya beban berkurang.. Ternyata ngga. Belum selese masalahnya. Kalo mau keluar pas jam pelajaran, harus pake surat dispensasi. Saya ajuin ke bagian tata usaha. Diketik sama Mrs. E. Aduh, itu yang namanya ngetik, lamanya seabad. Udah selese ngetik, datanya dipindahin ke flashdisk, diprint di komputer lain, soalnya printer yang itu rusak. Ada masalah dalam printing, yaitu salah halaman. Ugh. Lama lagi.. Masalah baru datang. Mr. X yang harus tanda tangan surat dispensasi, ngga ada di tempat. Setelah keliling sekolah berkali-kali, ketemu juga akhirnya, di ruangan yang sama dengan ruang tempat saya bikin surat dispen ini setengah jam yang lalu. Ingin nangis rasanya. Akhirnya, biarpun ngga gitu guna, surat dispen itu jadi dan tinggal diserahin ke guru yang lagi ngajar di kelas masing-masing. Hari itu berakhir seiring dengan bencana besar yang terjadi pada saya, ketiduran sampe ngga bikin pr matematika.
Besoknya lagi, bencana datang waktu saya lagi ujian susulan di tempat les. Ada telepon masuk ke hp saya. Katanya dari bank, tapi saya ngga konsen ke omongan si mbak yang nelepon saya. Ya iya lah, wong lagi ujian, dan waktunya udah mepet. Katanya, bank mau ngasih sumbangan. Nah, saya disuruh bawa macem-macem, kayaknya sih surat-suratan gitu deh, tapi ngga ngerti. Akhirnya, pembicaraan selesai, dan saya ngga nangkep satu hal pun dari pembicaraan tadi. Mampus dah.
Nah sampai deh ke hari Kamis. Tadi saya bertandang ke bank yang (sepertinya) dimaksud si mbak yang kemaren nelepon saya. Yah, sebelumnya, lagi-lagi harus ngurusin surat-suratan yang ribet minta ampun sama sekolah. Pas balik lagi ke sekolah, pikiran saya udah nge blank, ngga tau mau ngapain, sampe pulang ke rumah. Jujur deh, saya pengennya segala urusan yang kayak gini cepet selesai, biar bisa gambar dengan tenang. Udah kapok, ngga akan ikutan yang beginian lagi ah. Kecuali kalo dibayar (*plak).
>>>>
Sunday, October 3, 2010
Sabtu cerah, Minggu hujan
Berhubung UTS udah lewat, saya malas-malasan seharian dari kemaren sampe hari ini. Akhirnya saya bisa kembali ke sisi buku gambar dan pensil mekanik yang udah ditelantarkan selama berhari-hari, sampe bulukan. Serius, ngga lagi lebay. Kamar (baca: sarang) saya emang gampang debuan, praktis barang-barang di dalemnya cepet bulukan deh. Belum kelar ngerjain satu kertas komik, sms masuk. Ah, dari fans saya ternyata.. (*plak) Ngga ding, dari manager band apa, gitu, nanyain soal audisi band dan ba bi bu lainnya. Wah, harus cepet dijawab, kalo ngga, keburu berubah pikiran nanti. Saya jawab sejelas-jelasnya, panjang 3 halaman. Dah. Selesai. Tinggal dikirim. Pas udah ngirim, ngga diperiksa lagi kekirim apa ngga. Tiga jam kemudian, saya cek, ternyata ngga kekirim. Bagus, pulsa kebuang. Coba kirim lagi, eh langsung failed. Penasaran, saya cek pulsanya. Rp 8. Jelas ngga bisa ngirim kalo gini mah. Akhirnya, saya pinjam hp mama. Masalah terpecahkan. Lima detik kemudian, saya sadar. Nama saya ngga dicantumin di sms tadi.
>>>>
Kemaren saya pergi ke rumah sodara di Ciwaruga. Di mana itu? Coba buka peta Bandung, cari di bagian utara. Langsung aja ke intinya. Di sana, orang tua dan sodara itu sibuk nyanyi-nyanyi diiringin keyboard. Adik saya lagi sibuk chatting di laptop. Saya cari kesibukan sendiri: meringkuk di kursi yang empuk, ngga lupa bawa bantal, remote TV di tangan kiri, camilan di tangan kanan. Ngga heran aku makin berat setelah bulan puasa. Oh iya, kemaren pagi saya bertandang ke polsek Coblong, dalam rangka perizinan. Ditemenin sama kembaran jauh saya (hah?). Waktu hari Jumat, saya sempet ke sana juga, dengan alasan sama, tapi orang yang ngurusin izin keramaian udah cabut duluan. Kesel deh, tapi kita udah titip ke mas-mas polisi yang lagi jaga di situ. Nah, pas kemaren saya ke sana lagi, orang yang ngurusin perizinannya udah ngacir ngga tau ke mana. Katanya, ngga ada yang kasih tau kalo kita nyariin si orang itu. Rasanya mau meledak saya. Akhirnya pulang dengan hasil nihil. Kapok urusan sama polisi. Bikin sakit hati, sakit badan juga, soalnya kudu jalan dulu dari tempat kita turun dari angkot. Mana panas lagi. Halah.
>>>>
Tadi siang saya sempet ngelanjutin tahap inking komik yang ngga jadi-jadi sejak zaman neneknya dinosaurus masih embrio (nah ini baru lebay). Kamar saya panas, jadi jendelanya dibuka. Angin semilir pun masuk. Ah, segar, rasanya hidup kembali. Tapi, ada yang ikut masuk bersama dengan si angin. Nyamuk. Mau digeplak satu-satu, buang waktu. Kalo ngga dimusnahkan, mengganggu konsentrasi. Akhirnya, pasang earphone, setel musik keras-keras. Nyaman. Sepuluh menit kemudian, pas lagi proses inking, ada nyamuk mendarat di tangan kanan saya yang lagi pegang kuas. Otomatis saya usir. Plok. Apaan tuh? pikir saya. Hah! Botol tintanya kesenggol. Tumpah deh. Untung ke lantai. Kalo ke gambar, saya bisa histeris. Ini tandanya saya harus beli tinta baru. ngga mungkin tinta yang udah tumpah saya pake lagi. Dompet pun semakin tipis. Belum lagi saya ada hutang ke satu pihak yang ngga mau disebut namanya. Astaga, baru awal bulan tapi tanda-tanda defisit sudah di depan mata.
>>>>
Yah, itulah catatan penerbangan kali ini. Setelah nyolong jagung bakar tetangga, Blackbird yang udah kenyang harus melanjutkan penerbangannya. ^^
>>>>
Kemaren saya pergi ke rumah sodara di Ciwaruga. Di mana itu? Coba buka peta Bandung, cari di bagian utara. Langsung aja ke intinya. Di sana, orang tua dan sodara itu sibuk nyanyi-nyanyi diiringin keyboard. Adik saya lagi sibuk chatting di laptop. Saya cari kesibukan sendiri: meringkuk di kursi yang empuk, ngga lupa bawa bantal, remote TV di tangan kiri, camilan di tangan kanan. Ngga heran aku makin berat setelah bulan puasa. Oh iya, kemaren pagi saya bertandang ke polsek Coblong, dalam rangka perizinan. Ditemenin sama kembaran jauh saya (hah?). Waktu hari Jumat, saya sempet ke sana juga, dengan alasan sama, tapi orang yang ngurusin izin keramaian udah cabut duluan. Kesel deh, tapi kita udah titip ke mas-mas polisi yang lagi jaga di situ. Nah, pas kemaren saya ke sana lagi, orang yang ngurusin perizinannya udah ngacir ngga tau ke mana. Katanya, ngga ada yang kasih tau kalo kita nyariin si orang itu. Rasanya mau meledak saya. Akhirnya pulang dengan hasil nihil. Kapok urusan sama polisi. Bikin sakit hati, sakit badan juga, soalnya kudu jalan dulu dari tempat kita turun dari angkot. Mana panas lagi. Halah.
>>>>
Tadi siang saya sempet ngelanjutin tahap inking komik yang ngga jadi-jadi sejak zaman neneknya dinosaurus masih embrio (nah ini baru lebay). Kamar saya panas, jadi jendelanya dibuka. Angin semilir pun masuk. Ah, segar, rasanya hidup kembali. Tapi, ada yang ikut masuk bersama dengan si angin. Nyamuk. Mau digeplak satu-satu, buang waktu. Kalo ngga dimusnahkan, mengganggu konsentrasi. Akhirnya, pasang earphone, setel musik keras-keras. Nyaman. Sepuluh menit kemudian, pas lagi proses inking, ada nyamuk mendarat di tangan kanan saya yang lagi pegang kuas. Otomatis saya usir. Plok. Apaan tuh? pikir saya. Hah! Botol tintanya kesenggol. Tumpah deh. Untung ke lantai. Kalo ke gambar, saya bisa histeris. Ini tandanya saya harus beli tinta baru. ngga mungkin tinta yang udah tumpah saya pake lagi. Dompet pun semakin tipis. Belum lagi saya ada hutang ke satu pihak yang ngga mau disebut namanya. Astaga, baru awal bulan tapi tanda-tanda defisit sudah di depan mata.
>>>>
Yah, itulah catatan penerbangan kali ini. Setelah nyolong jagung bakar tetangga, Blackbird yang udah kenyang harus melanjutkan penerbangannya. ^^
Friday, October 1, 2010
Antara kalor dan gaya sentripetal
Kalau ada yang tanya, apa ada hubungan antara kalor dan gaya sentripetal, ada dua jawaban yang pasti:
a. ya
b. tidak
Apa jawaban Anda?
Jika jawaban Anda a, maka Anda pintar. Jika jawaban Anda b, maka Anda lebih pintar. Lha?
Sekilas memang terlihat ngga ada hubungan antara kalor dan gaya sentripetal. Tapi, kalau dipikir-pikir, ada hubungannya, cuma jauh banget. Tapi, karena peristiwa kemarin, saya jadi ngerti kalau dua hal tersebut saling berkaitan.
>>>>
WARNING: INI HANYA UNTUK HIBURAN SEMATA, TIDAK DIMAKSUDKAN UNTUK MEMBAHAS FISIKA
>>>>
Kemarin saya jalan-jalan keliling kota dalam rangka tugas sampingan yang beberapa hari ini saya lakukan. Awalnya sih biasa-biasa aja, tapi, begitu nyampe di Ahmad Yani, wadaw. Panasnya minta ampun. Bayangin aja, jalan segede itu hampir ngga ada pohon di sisi jalannya. Tapi, sepanas-panasnya Bandung, itu ngga normal. Saya jalan ke perempatan jalan Ahmad Yani dengan jalan L.L.R.E. Martadinata. Nah, karena ngga mau rugi, saya jalan deh sampe ke depan tugu yang bentuknya tunas kelapa, simbol pramuka. Nunggu di situ, lima menit.. sepuluh menit.. ngga dateng-dateng si angkot teh. Malah digangguin sama mas-mas yang lagi main bola di situ. "Mbak, ambilin dong tuh bolanya," gitu katanya. Halah. Mendingan pergi aja deh. Saya jalan lagi, ngga tau mau sampe mana, yang penting ngga diem aja nungguin angkot. Ternyata, sampe jalan Banda ngga ada angkot juga. Ya udah, saya pake angkot yang lain aja deh. Akhirnya, saya naik juga ke angkot. Sampe di tujuan, sekolah yang jaraknya hampir selemparan batu dari rumah. Dengan catatan, yang ngelempar batunya atlet tolak peluru tingkat dunia. Belum selesai urusan saya. Di sekolah, harus nyari-nyari orang lagi. Kadang-kadang saya sebel sekolah di sekolah yang luasnya dua hektar lebih (katanya mah). Singkatnya, pas semua urusan hari itu udah beres, saya pulang ke rumah. Tiba-tiba kepala jadi pusing. Kayaknya sih efek dari cuaca panas yang ngga normal itu.
Nah itu dia bukti bahwa kalor dan gaya sentripetal saling berhubungan. (baca lagi warning di atas kalo mau protes.) Kalor yang dipancarkan oleh matahari secara radiasi menyebabkan kepala saya rasanya berputar. Di mana ada putaran, pasti ada suatu gaya yang menahan massa benda yang berputar agar tigak terlepas dari orbitnya, dan tetap mengelilingi poros. Gaya itulah gaya sentripetal.
Ini hasil pemikiran saya yang sudah duapertiga gila dan stress (haha) karena besoknya ulangan fisika tentang gerak lurus dan gerak melingkar. Seperti yang sudah diramalkan, ulangan fisika tadi pagi hancur berat. Bagaimanapun saya belajar, kalau ngga ada pembimbingnya, ya ngga masuk pelajarannya. Itu menurut pemikiran saya ya.
>>>>
Kalau yang ini serius:
Kalor merupakan sesuatu yang mengalir dari benda panas ke benda yang lebih dingin untuk menyamakan suhunya. Dalam istilah fisika, kalor berarti energi yang berpindah dari satu benda ke benda lainnya karena perubahan suhu. Sedangkan gaya sentripetal, yaitu sebuah gaya yang menahan benda agar tetap dalam lintasannya. Gaya sentripetal selalu mengarah ke dalam, atau menuju ke titik pusat. Karena itu, dalam setiap gaya melingkar, pasti ada gaya sentripetal di dalamnya. Dalam dunia nyata, jika ada sebuah benda yang bergerak melintasi sebuah lintasan melingkar, selama ada kontak antara lintasan dan benda yang bergerak, akan timbul sebuah gaya yang dinamakan gaya gesek. Gaya gesek ini menghasilkan panas dan arahnya sama dengan gaya sentripetal. (sayang sekali, saya sudah ngantuk, jadi ngga sempet bikin ilustrasinya. Mungkin lain kali bisa buat edisi revisinya, yang lebih lengkap lagi..^^)
>>>>
Cukup posting sesuatu yang geje (tapi ngga bisa, tetep aja aku seneng ngomongin sesuatu yang geje). Hari ini saya sangat senang, karena UTS berakhir. Yippi Horee Wauw dan sebagainya. Entah apa yang akan terjadi saat melihat hasilnya nanti... (Astaga, aku punya firasat bakal disate kalau hasilnya udah keluar).
a. ya
b. tidak
Apa jawaban Anda?
Jika jawaban Anda a, maka Anda pintar. Jika jawaban Anda b, maka Anda lebih pintar. Lha?
Sekilas memang terlihat ngga ada hubungan antara kalor dan gaya sentripetal. Tapi, kalau dipikir-pikir, ada hubungannya, cuma jauh banget. Tapi, karena peristiwa kemarin, saya jadi ngerti kalau dua hal tersebut saling berkaitan.
>>>>
WARNING: INI HANYA UNTUK HIBURAN SEMATA, TIDAK DIMAKSUDKAN UNTUK MEMBAHAS FISIKA
>>>>
Kemarin saya jalan-jalan keliling kota dalam rangka tugas sampingan yang beberapa hari ini saya lakukan. Awalnya sih biasa-biasa aja, tapi, begitu nyampe di Ahmad Yani, wadaw. Panasnya minta ampun. Bayangin aja, jalan segede itu hampir ngga ada pohon di sisi jalannya. Tapi, sepanas-panasnya Bandung, itu ngga normal. Saya jalan ke perempatan jalan Ahmad Yani dengan jalan L.L.R.E. Martadinata. Nah, karena ngga mau rugi, saya jalan deh sampe ke depan tugu yang bentuknya tunas kelapa, simbol pramuka. Nunggu di situ, lima menit.. sepuluh menit.. ngga dateng-dateng si angkot teh. Malah digangguin sama mas-mas yang lagi main bola di situ. "Mbak, ambilin dong tuh bolanya," gitu katanya. Halah. Mendingan pergi aja deh. Saya jalan lagi, ngga tau mau sampe mana, yang penting ngga diem aja nungguin angkot. Ternyata, sampe jalan Banda ngga ada angkot juga. Ya udah, saya pake angkot yang lain aja deh. Akhirnya, saya naik juga ke angkot. Sampe di tujuan, sekolah yang jaraknya hampir selemparan batu dari rumah. Dengan catatan, yang ngelempar batunya atlet tolak peluru tingkat dunia. Belum selesai urusan saya. Di sekolah, harus nyari-nyari orang lagi. Kadang-kadang saya sebel sekolah di sekolah yang luasnya dua hektar lebih (katanya mah). Singkatnya, pas semua urusan hari itu udah beres, saya pulang ke rumah. Tiba-tiba kepala jadi pusing. Kayaknya sih efek dari cuaca panas yang ngga normal itu.
Nah itu dia bukti bahwa kalor dan gaya sentripetal saling berhubungan. (baca lagi warning di atas kalo mau protes.) Kalor yang dipancarkan oleh matahari secara radiasi menyebabkan kepala saya rasanya berputar. Di mana ada putaran, pasti ada suatu gaya yang menahan massa benda yang berputar agar tigak terlepas dari orbitnya, dan tetap mengelilingi poros. Gaya itulah gaya sentripetal.
Ini hasil pemikiran saya yang sudah duapertiga gila dan stress (haha) karena besoknya ulangan fisika tentang gerak lurus dan gerak melingkar. Seperti yang sudah diramalkan, ulangan fisika tadi pagi hancur berat. Bagaimanapun saya belajar, kalau ngga ada pembimbingnya, ya ngga masuk pelajarannya. Itu menurut pemikiran saya ya.
>>>>
Kalau yang ini serius:
Kalor merupakan sesuatu yang mengalir dari benda panas ke benda yang lebih dingin untuk menyamakan suhunya. Dalam istilah fisika, kalor berarti energi yang berpindah dari satu benda ke benda lainnya karena perubahan suhu. Sedangkan gaya sentripetal, yaitu sebuah gaya yang menahan benda agar tetap dalam lintasannya. Gaya sentripetal selalu mengarah ke dalam, atau menuju ke titik pusat. Karena itu, dalam setiap gaya melingkar, pasti ada gaya sentripetal di dalamnya. Dalam dunia nyata, jika ada sebuah benda yang bergerak melintasi sebuah lintasan melingkar, selama ada kontak antara lintasan dan benda yang bergerak, akan timbul sebuah gaya yang dinamakan gaya gesek. Gaya gesek ini menghasilkan panas dan arahnya sama dengan gaya sentripetal. (sayang sekali, saya sudah ngantuk, jadi ngga sempet bikin ilustrasinya. Mungkin lain kali bisa buat edisi revisinya, yang lebih lengkap lagi..^^)
>>>>
Cukup posting sesuatu yang geje (tapi ngga bisa, tetep aja aku seneng ngomongin sesuatu yang geje). Hari ini saya sangat senang, karena UTS berakhir. Yippi Horee Wauw dan sebagainya. Entah apa yang akan terjadi saat melihat hasilnya nanti... (Astaga, aku punya firasat bakal disate kalau hasilnya udah keluar).
Subscribe to:
Posts (Atom)